rokok-menyebabkan-mandul

DEFINISI

Merokok dan Vape (dikenal dengan ngeVape/Vaping) dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi Bunda dan Ayah bahkan dapat mengakibatkan infertilitas (dikenal dengan mandul/kemandulan/ lama tidak punya anak).[1] Di Indonesia sendiri, pada tahun 2021 setidaknya ada 28.9% dari penduduk Indonesia adalah Perokok.[2] Merokok dan Vape mengandung nikotin yang mempengaruhi kesehatan sperma dan sel telur. Jika Bunda dan Ayah atau Seseorang yang Bunda/Ayah kenal sedang mencoba untuk hamil dan merokok, banyak kesulitan dan gangguan yang akan dapat terjadi nantinya. [1,3]

Infertilitas ini sendiri adalah gangguan kesuburan yang ditandai dengan gagalnya untuk mendapat kehamilan dalam waktu lebih dari 12 bulan walaupun Bunda dan Ayah sudah melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa pengaman.[4]

BAHAYA MEROKOK DAN VAPE

Merokok dan Vape dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Merokok dan Vape sendiri dapat mempengaruhi hamper setiap organ di dalam tubuh. Berikut beberapa risiko merokok secara umum:[5]

  1. Merokok/Vape mempunyai risiko tinggi untuk terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
  2. Merokok/Vape juga meningkatkan risiko untuk terkena penyakit stroke.
  3. Merokok/Vape dapat membuat gangguan metabolism.
  4. Merokok/Vape erat kaitannya dengan gangguan paru-paru.
  5. Merokok/Vape sebelum, saat, dan setelah hamil dapat membahayakan calon si-Kecil.

Merokok dan Vape sendiri juga secara spesifik berdampak buruk bagi kesuburan Bunda dan Ayah, dimana merokok dapat menyebabkan hal buruk seperti:[1,3,6,7]

  1. Merokok/Vape menghasilkan radikal bebas didalam tubuh dan merusak organ reproduksi Bunda dan Ayah
  2. Merokok/Vape dapat menyebabkan menurunnya kualitas sperma Ayah
  3. Merokok/Vape mengganggu kualitas sel telur pada Bunda
  4. Merokok/Vape mengakibatkan masalah dalam pembuahan calon Si-Kecil

CARA BERHENTI MEROKOK

Berhenti merokok adalah hal yang menantang untuk dilakukan. Pada tahun 2015, 70% perokok dewasa mengatakan mereka ingin berhenti untuk merokok. Pada tahun 2016, 55% perokok dewasa telah mencoba untuk berhenti merokok selama setahun terakhir, hanya 8% yang berhasil berhenti merokok dalam 6-12 bulan. Meskipun mungkin diperlukan beberapa kali upaya untuk berhenti merokok selamanya, ingatlah bahwa kesuksesan kecil pun adalah kemenangan. Misalnya, Bunda dan Ayah mungkin menemukan bahwa saat mencoba berhenti lagi, Bunda dan Ayah bisa bertahan lebih lama tanpa rokok/Vape atau Bunda dan Ayah mungkin menemukan olahraga yang cocok untuk mencegah dan menurunkan rasa keinginan merokok. Setiap kali Bunda dan Ayah mencoba berhenti merokok, ingatlah, ada proses yang dilalaui untuk menyebut mendapatkan tujuan sebagai “mantan perokok”.[8] Berikut rekomendasi cara agar bisa berhenti merokok.

1. Menetapkan Niat dan Alasan yang Kuat

  • Pikirkan alasan utama mengapa Anda ingin berhenti merokok. Apakah untuk kesehatan, keluarga, atau keuangan? Menetapkan tujuan ini bisa membantu Anda tetap termotivasi.

2. Buat Rencana Berhenti

  • Tentukan tanggal berhenti dan buat rencana untuk mencapainya. Tuliskan strategi yang bisa membantu ketika muncul godaan, seperti mengunyah permen karet atau berolahraga.

3. Gunakan Bantuan Nikotin atau Pengganti Lain

  • Ada produk seperti permen karet nikotin, plester nikotin, atau bahkan terapi pengganti nikotin yang bisa membantu mengurangi gejala putus nikotin.

4. Cari Dukungan

  • Bicarakan rencana Anda untuk berhenti merokok kepada keluarga, teman, atau komunitas pendukung. Dukungan sosial bisa sangat membantu Anda.

5. Hindari Pemicu

  • Kenali situasi yang biasanya membuat Anda ingin merokok, seperti stres atau waktu setelah makan. Cobalah menghindari situasi ini atau siapkan cara untuk mengalihkan pikiran Anda.

6. Lakukan Aktivitas yang Menyehatkan

  • Olahraga, meditasi, atau hobi baru bisa membantu mengalihkan perhatian dan mengurangi stres yang bisa memicu keinginan merokok.

7. Fokus pada Manfaat Kesehatan

  • Perhatikan perubahan positif pada tubuh Anda setelah berhenti merokok, seperti meningkatnya energi, pernapasan lebih baik, dan kulit yang lebih sehat.

8. Pertimbangkan Bantuan Profesional

  • Jika Anda merasa kesulitan, cari bantuan dari konselor atau terapis yang berpengalaman dalam membantu orang berhenti merokok.

Sebaiknya bicarakan dengan dokter Bunda dan Ayah tentang rencana berhenti merokok karena Dokter Bunda dan Ayah mungkin memiliki saran tentang cara berhenti merokok yang terbaik untuk situasi Bunda dan Ayah. Namun, ada beberapa hal yang perlu diingat selama beberapa hari pertama setelah berhenti merokok. Bunda dan Ayah mungkin akan merasa tidur terganggu, lekas marah, cemas, sulit berkonsentrasi, nafsu makan meningkat. Meskipun tidak nyaman, gejala-gejala ini seharusnya hanya berlangsung beberapa minggu. Satu hal lain yang perlu diperhatikan saat Ayah dan Bunda memulai perjalanan menjani mantan merokok adalah beberapa situasi yang dinikmati saat menjadi perokok seperti minum kopi, pergi bersama teman, atau peristiwa yang sangat menegangkan; dapat memunculkan dorongan untuk merokok bahkan setelah beberapa bulan berhenti merokok. Memperhatikan situasi ini dan membuat rencana untuk mengalihkan keinginan Bunda dan Ayah untuk merokok dapat membantu  menjalani kehidupan yang benar-benar bebas asap rokok.[8]

Berhenti Merokok adalah mungkin.

Setiap upaya berhenti merokok tidaklah sia-sia.

Jika Bunda dan Ayah berencana untuk memeriksakan kondisi tidak punya anak yang lama dan mempunyai riwayat merokok dan Vape sebelumnya atau malah masih dilakukan sampai saat ini, Bunda dan Ayah bisa melakukan reservasi terlebih dahulu di aplikasi Sobat Bunda. Dengan download aplikasi dan melakukan reservasi di Sobat Bunda dapat mengetahui estimasi waktu atrian atau giliran masuk pemeriksaan, sehingga Bunda tidak harus menunggu lama di Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Budin S, Jia Hui K, Jia Hui L, RamaLingam A, Jubaidi F, Latif E et al. Low-dose Nicotine Exposure Induced the Oxidative Damage of Reproductive Organs and Altered the Sperm Characteristics of Adolescent Male Rats. Malaysian Journal of Medical Sciences. 2017;24(6):50-57.
  2. Badan Pusat Statistik [Internet]. Bps.go.id. 2022 [cited 22 June 2022]. Available from: https://www.bps.go.id/indicator/30/1435/1/persentase-merokok-pada-penduduk-umur-15-tahun-menurut-provinsi.html.
  3. Omolaoye T, El Shahawy O, Skosana B, Boillat T, Loney T, du Plessis S. The mutagenic effect of tobacco smoke on male fertility. Environmental Science and Pollution Research. 2021.
  4. Infertility [Internet]. Who.int. 2022 [cited 22 June 2022]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infertility.
  5. Public Health Education [Internet]. U.S. Food and Drug Administration. 2022 [cited 22 June 2022]. Available from: https://www.fda.gov/tobacco-products/public-health-education
  6. Penzias A, Bendikson K, Butts S, Coutifaris C, Falcone T, Gitlin S et al. Smoking and infertility: a committee opinion. Fertility and Sterility. 2018;110(4):611-618.
  7. Fertility and Vaping: Impact of E-Cigarettes on Men and Women [Internet]. One Fertility Kitchener Waterloo. 2022 [cited 22 June 2022]. Available from: https://www.onefertilitykitchenerwaterloo.com/fertility-vaping-men-women.
  8. What It’s Like to Quit Smoking [Internet]. U.S. Food and Drug Administration. 2022 [cited 22 June 2022]. Available from: https://www.fda.gov/tobacco-products/health-effects-tobacco-use/what-its-quit-smoking.