Inseminasi Intrauterin (IUI)

Inseminasi intrauterin (IUI) adalah teknik untuk membantu seorang ibu mencapai kehamilan. Dengan IUI, sperma tidak harus melalui serviks, sehingga lebih cepat bagi sel sperma untuk membuahi sel telur. Dengan teknik ini, sperma ayah akan dipilih di laboratorium, dan melalui bantuan tabung khusus, sperma tersebut akan dimasukkan langsung ke dalam rahim wanita.

Prosedur IUI
Merencanakan konsultasi

Hubungi kami melalui WhatsApp untuk membuat jadwal janji temu.

Pemeriksaan umum

Bagi bunda

  1. USG abdominal dan transvaginal
  2. Histerosalpingografi*

Bagi ayah

  1. Analisis sperma

*) Jika terdapat indikasi.

Hari Kedua Menstruasi
Memulai Prosedur IUI

  1. Menyerahkan dokumen identitas ayah dan bunda
  2. Menyerahkan akta nikah resmi ayah dan bunda
  3. Menandatangani formulir informed consent
  4. USG
  5. Stimulasi sel telur

Hari Ketujuh Menstruasi
Pemeriksaan progres

  1. USG
  2. Konsultasi dengan dokter

Hari Kesepuluh Menstruasi
Pemeriksaan progres & mematangkan telur

  1. USG
  2. Konsultasi dengan dokter
  3. Penyuntikan pematang sel telur*

*) Jika terdapat indikasi.

Hari Kedua Belas Menstruasi
Inseminasi

  1. Pengambilan sperma
  2. Inseminasi

Hari Kedua Puluh Tujuh Menstruasi
Cek kehamilan

Bagi bunda: Cek kehamilan untuk memastikan embrio tumbuh menjadi janin.

FAQ

Perlu diketahui bahwa angka keberhasilan IUI sangat bervariasi. Beberapa orang harus mencoba lebih dari satu kali sebelum berhasil. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah faktor umur calon bunda, kualitas sel telur atau sperma, radang permukaan rahim yang berat, serta gangguan pada tuba. Pada tahun 2017 dilaporkan bahwa rata-rata angka keberhasilan satu kali prosedur IUI di dunia adalah sebesar 8,6%.

Terdapat peluang memilih jenis kelamin melalui IUI. Saat proses pencucian dan pemilihan sperma, dapat dilakukan pemilihan karakteristik sperma untuk laki-laki maupun perempuan. Namun, terdapat syarat dan ketentuan mengenai pemilihan jenis kelamin dalam program hamil berbantu; silakan diskusikan dengan dokter kami mengenai pertimbangan-pertimbangan memilih jenis kelamin.

Walaupun risiko yang ada terbilang rendah tetapi kadang kala terjadi beberapa risiko akibat IUI ini. Beberapa risiko tersebut di antaranya:

  1. Kehamilan kembar: Walaupun beberapa pasangan melihatnya sebagai anugerah, kehamilan kembar bukanlah kondisi normal. Kehamilan kembar memiliki risiko selama kehamilan dan kelahiran prematur lebih tinggi.
  2. Infeksi: Risiko infeksi akibat IUI memang jarang terjadi. Risiko infeksi berhasil ditekan dengan tindakan asepsis dan sterilitas.
  3. Spotting: Terkadang proses memasukan sperma ke rahim menggunakan selang kecil dapat menyebabkan sedikit perdarahan pada vagina (spotting). Hal ini biasanya tidak akan mempengarhui keberhasilan program IUI.
  4. Sindrom stimulasi ovarium berlebih (OHSS)
  5. Proses stimulasi sel telur: Pada program IUI akan mengakibatkan folikel telur yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan pengumpulan cairan di perut. Dengan perkembangan alat USG yang semakin canggih, kondisi ini dapat lebih cepat diantisipasi oleh dokter.
  6. Keguguran: Setelah dinyatakan hamil melalui program IUI, calon bunda masih bisa mengalami keguguran. Hal ini juga dapat terjadi pada kehamilan normal.
Back to top of page