oleh dr. Pande Made Doddy Haryadi, S.Ked.
Mengkonsumsi minuman beralkohol sering dianggap hal yang dapat diterima di beberapa lingkungan social, namun efek buruk pada organ reproduksi Bunda dan Ayah.[1] Alkohol juga merupakan perhatian utama berdampak pada kesuburan Bunda dan Ayah karena akibat dari Radikal Bebas yang terkandung dalam Alkohol.[2] Bahkan pada Ayah, ditemukan ukuran buah zakat yang menjadi lebih kecil dan berkurangnya sperma yang dikeluarkan saat melakukan hubungan suami istri akibat minum-minuman berakholol yang mengandung lebih dari 100 gram per minggu, alkohol berbasis etanol. Alkohol terutama berdampak pada Infertilitas (dikenal dengan mandul/kemandulan/ lama tidak punya anak) yang muncul secara sekunder (sudah pernah berhasil untuk hamil).[3]
Infertilitas ini sendiri adalah gangguan kesuburan yang ditandai dengan gagalnya untuk mendapat kehamilan dalam waktu lebih dari 12 bulan walaupun Bunda dan Ayah sudah melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa pengaman atau tidak memiliki anak padahal sudah pernah mempunyai anak sebelumnya.[4]
LALU KENAPA DENGAN ALKOHOL?
Konsumsi Alkohol dapat mempengaruhi kesehatan. Alkohol dapat berdampak baik dan buruk tergantung dari seberapa banyak konsumsi minuman beralkohol. Asupan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan beberapa penyakit kronis termasuk hipertensi, penyakit jantung, penyakit hati, perdarahan saluran cerna, kanker (pada payudara, mulut, tenggorokan, kerongkongan, hati, usus besar), demensia (dikenal dengan pikun di usia tua) hingga kecemasan/depresi, dan kerugian sosial serta ekonomi, seperti kerusakan hubungan dan kehilangan pekerjaan.[5]
Sebaliknya, Asupan alkohol moderat (1 minuman/hari untuk wanita dan hingga 2 minuman/hari untuk pria, mungkin menawarkan beberapa manfaat kesehatan.Manfaatnya diantaranya penurunan risiko stroke dan diabetes, sebagai serta penurunan risiko penyakit jantung atau kematian akibat penyakit jantung. Pada tahun 2005, diperkirakan 26.000 kematian dicegah di AS karena pengurangan penyakit jantung, diabetes (dikenal dengan sakit gula) dan stroke karena dikaitkan dengan konsumsi alkohol moderat.[5]
Pada kesuburan sendiri, dikatakan alcohol berdampak buruk apabila mengkonsumsi lebih dari 2-4 minuman/minggu. Hal ini disebabkan akibat Radikal Bebas yang terkandung dalam alkohol terkonsumsi cukup tinggi dan mempengaruhi Bunda dan Ayah. Efek lainnya diantaranya:[5]
- Konsumsi berat alkohol menurunkan cadangan sel telur pada Bunda.
- Konsumsi berat alkohol mengacaukan siklus menstruasi Bunda sehingga lebih sulit untuk hamil.
- Konsumsi berat alkohol dikaitkan dengan ukuran testis dan penurunan sperma pada Ayah.
- Konsumsi berat alkohol bahkan dapat menyebabkan gangguan seksual pada Ayah.
MODIFIKASI ALKOHOL
Sebaiknya bicarakan dengan dokter Bunda dan Ayah tentang rencana modifikasi konsumsi minuman beralkohol karena Dokter Bunda dan Ayah mungkin memiliki saran yang terbaik untuk situasi Bunda dan Ayah. Namun, ada beberapa hal yang perlu diingat selama beberapa hari pertama setelah merubah konsumsi minuman beralkohol. Bunda dan Ayah mungkin akan merasa berkeringat, jatung berdetak cepat, tangan bergetar (atau tremor), sulit tidur, mual muntah, cemas dan agitasi (merasa terburu-buru) atau bahkan halusinasi dan kejang. Meskipun tidak nyaman, gejala-gejala ini seharusnya terutama 1 sampai 3 hari setelah modifikasi pola konsumsi alkohol.[6] Bunda dan Ayah bisa menghubungi dokter Bunda dan Ayah untuk berkonsultasi lebih lanjut.
Jika Bunda dan Ayah berencana untuk memeriksakan kondisi tidak punya anak yang lama dan mempunyai riwayat minum-minuman beralkohol sebelumnya atau malah masih dilakukan sampai saat ini, Bunda dan Ayah bisa melakukan reservasi terlebih dahulu di aplikasi Sobat Bunda. Dengan download aplikasi dan melakukan reservasi di Sobat Bunda dapat mengetahui estimasi waktu atrian atau giliran masuk pemeriksaan, sehingga Bunda tidak harus menunggu lama di Rumah Sakit.