Mengatur jadwal konsultasi
Hubungi kami melalui Whatsapp untuk mengatur jadwal konsultasi.
Bayi Tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) adalah teknik untuk membantu mendapatkan kehamilan paling canggih yang ada saat ini. Pada proses bayi tabung sperma dengan sel telur dipertemukan di luar rahim. Kemudian dikembangkan pada media kultur selama beberapa hari hingga menjadi embryo yang siap ditanam. Embrio tersebut kemudian akan diletakan ke dalam rahim calon Bunda. Metode In Vitro Fertilization (IVF) adalah salah satu cara untuk mendapatkan kehamilan dengan angka keberhasilan yang lebih tinggi daripada inseminasi (IUI)
Apakah sudah tepat memilih program bayi tabung sebagai jalan untuk memperoleh buah hati? Berikut beberapa indikasi calon ayah dan bunda memang tepat mengikuti program bayi tabung:
Faktor dari calon ayah:
Faktor dari calon bunda:
Angka keberhasilan bayi tabung sangat dipengaruhi oleh usia calon bunda. Usia prima dengan angka keberhasilan tertinggi berada di umur <35 tahun, sehingga penting bagi calon ayah dan bunda tidak menunda keputusan. Sebelum memilih program, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter konsultan fertilitas untuk memilih jalan terbaik.
Hubungi kami melalui Whatsapp untuk mengatur jadwal konsultasi.
Calon Bunda
Calon Ayah
*) Jika ada indikasi.
Calon Bunda: Suntik stimulasi telur
Calon Bunda
Calon Ayah & Bunda
Calon Bunda
Calon Bunda: Embrio dipindahkan ke dalam rahim.
Calon Bunda: Pemeriksaan kehamilan untuk melihat apakah embrio berkembang menjadi janin.
Angka keberhasilan rata – rata program bayi tabung di dunia tanpa memperhitungkan faktor usia, masalah infertilitas, dan prosedur yang digunakan mencapai 29,6% (EHSRE, 2017). Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peluang keberhasilan bayi tabung saat ini adalah 1:3. Peluang ini semakin meningkat jika faktor usia diperhitungkan, semakin muda usia, semakin tinggi pula kesempatan memiliki buah hati melalui program bayi tabung. Peluang keberhasilan pada kelompok usia dibawah 35 tahun jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia di atas 42 tahun.
Di dunia, rata – rata embryo yang ditanamkan saat proses bayi tabung adalah dua buah. Saat ada dua atau lebih dari embryo yang di transfer menempel di dinding rahim, maka kehamilan kembar pun terjadi. Sehingga dapat dikatakan peluang mendapatkan anak kembar melalui bayi tabung cukup tinggi.
Di Indonesia memilih jenis kelamin saat kehamilan pertama dilarang oleh undang – undang. Namun pemilihan jenis kelamin untuk anak kedua dan seterusnya diperbolehkan. Saat mengikuti proses bayi tabung, pemilihan jenis kelamin dapat dilakukan melalui pemeriksaan PGS (Pre-Implantation Genetic Screening).
Terdapat beberapa risiko dan efek samping pada proses bayi tabung, di antaranya:
Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS): Proses stimulasi sel telur pada program bayi tabung akan mengakibatkan folikel telur yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan pengumpulan cairan di perut pada 1% calon bunda yang menjalani proses bayi tabung. Dengan perkembangan alat USG yang semakin canggih, kondisi ini dapat lebih cepat diantisipasi oleh dokter.
Risiko perdarahan saat pengambilan sel telur: Risiko ini sangat jarang terjadi (<1%) karena saat ini prosedur pengambilan folikel telur telah menggunakan jarum khusus yang dimasukan ke dalam rahim. Perdarahan yang dihasilkan juga biasanya sangat sedikit.
Kehamilan kembar: Walaupun beberapa pasangan melihatnya sebagai anugerah, kehamilan kembar bukanlah kondisi normal. Kehamilan kembar memiliki risiko selama kehamilan dan kelahiran prematur lebih tinggi.
Keguguran: Setelah dinyatakan hamil melalui program bayi tabung, calon bunda masih bisa mengalami keguguran. Hal ini juga dapat terjadi pada kehamilan normal.