Definisi PCOS
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah salah satu penyebab tersering yang mengakibatkan Infertilitas (dikenal dengan mandul/kemandulan/ lama tidak punya anak) pada Bunda yang biasanya berusia produktif atau subur. Selain itu, PCOS juga mempengaruhi berbagai aspek pada Bunda, terutama dapat mempengaruhi kesehatan bahkan setelah melewati usia subur. Di seluruh dunia, 4-21% dari keseluruhan Bunda terkena PCOS. Penyebab dari PCOS ini masih belum dikatakan jelas, dicurigai ada peran yang melibatkan gangguan genetic dan pengaruh lingkungan.[1]
Diperkirakan kemandulan ini dialami oleh 40% Bunda dengan PCOS dan skitar 80% Bunda yang kemandulannya disebabkan oleh permasalahan pada sel telur memiliki PCOS. Selain kemandulan, PCOS juga menyebabkan masalah lain seperti gangguan metabolisme (obesitas, sakit gula), penyakit jantung dan pembuluh darah, bahkan mempengaruhi psikologikal (cemas, depresi, penurunan kualitas hidup) Bunda.[1] Infertilitas ini sendiri adalah gangguan kesuburan yang ditandai dengan gagalnya untuk mendapat kehamilan dalam waktu lebih dari 12 bulan walaupun Bunda dan Ayah sudah melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa pengaman.[2]
Dampak PCOS terhadap kesuburan wanita
Perjalanan terjadinya penyakit PCOS masih belum jelas, namun sudah diperkirakan beberapa proses yang didapatkan dari dampak yang diakibatkan oleh PCOS ini sendiri. Bunda yang mengalamai PCOS mungkin dapat mengalami beberapa hal berikut ini:[3-5]
- Gangguan pada sel telur sehingga Bunda dapat mengalami gangguan siklus menstruasi dan sulit hamil.
- Bunda mengalami gejala gangguan makan, minum, dan bahkan terasa lemas terus menerus akibat dari gangguan metabolic yang di sebabkan PCOS ini.
- Perawakan Bunda yang obesitas (dikenal dengan berat badan berlebih) menyebabkan dapat menyebabkan gangguan hormonal membuat Bunda semakin sulit hamil.
- Tumbuh rambut halus yang tebal di area-area yang tidak wajar seperti wajah, leher, dada, perut, punggung, bahkan bokong dan dada.
Terlepas dari berbagai dampak yang disebabkan oleh PCOS ini sendiri, tentu akan dapat berpengaruh ke kehidupan sosial dan mempengaruhi kualitas hidup Bunda sehari-hari.[3-5]
Cara Mengatasi PCOS
PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) adalah gangguan hormonal yang memengaruhi banyak wanita usia subur. Meskipun tidak ada obat yang benar-benar menyembuhkan PCOS, gejalanya dapat dikontrol melalui berbagai pendekatan. Berikut beberapa cara untuk mengatasi PCOS:
Perubahan Pola Makan dan Gaya Hidup
- Pola makan sehat:
- Konsumsi makanan rendah gula dan indeks glikemik seperti sayuran, buah-buahan berserat tinggi, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.
- Hindari makanan olahan, gula tambahan, dan lemak trans.
- Olahraga teratur:
- Aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, yoga, atau latihan kekuatan dapat membantu mengatur kadar insulin dan menurunkan berat badan.
- Turunkan berat badan (jika diperlukan):
- Kehilangan 5-10% dari berat badan dapat memperbaiki siklus menstruasi dan meningkatkan kesuburan.
Pengelolaan Hormon
- Pengobatan hormonal:
- Pil kontrasepsi kombinasi dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi produksi androgen.
- Progestin saja (tanpa estrogen) juga dapat digunakan untuk mengatur menstruasi.
- Metformin:
- Obat ini sering diresepkan untuk memb
- antu tubuh menggunakan insulin lebih baik, terutama jika kadar gula darah tidak stabil.
Perawatan Gejala Spesifik
- Jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih:
- Spironolakton atau krim eflornithine dapat digunakan untuk mengurangi gejala kulit.
- Kesuburan:
- Clomiphene citrate, letrozole, atau suntikan hormon tertentu dapat merangsang ovulasi jika Anda sedang merencanakan kehamilan.
Dukungan Psikologis
- Kelola stres:
- Stres dapat memperburuk gejala PCOS. Teknik seperti meditasi, yoga, atau konseling psikologis sangat membantu.
- Jaga kesehatan mental:
- Wanita dengan PCOS sering mengalami kecemasan atau depresi. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.
Diagnosis dan Terapi PCOS
Diagnosis PCOS memerlukan perhatian khusus karena banyak penyakit lain yang mungkin menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur dan gangguan metabolik lain. PCOS juga dapat diskrining dengan melakukan pemeriksaan labolatorium. Bunda dan Ayah yang mengalami permasalahan kesulitan untuk mencapai kehamilan juga harus diperiksa bersama untuk melihat apakah adanya kontribusi faktor dari kedua belah pihak (Bunda dan Ayah) terhadap parmasalahannya. Pemeriksaan menyeluruh akan dilakukan oleh dokter Bunda dan Ayah.[6]
Jika Bunda dan Ayah berencana untuk memeriksakan kondisi tidak punya anak yang lama dan mempunyai gejala-gejala seperti diatas, Bunda dan Ayah bisa melakukan reservasi terlebih dahulu di aplikasi Sobat Bunda. Dengan download aplikasi dan melakukan reservasi di Sobat Bunda dapat mengetahui estimasi waktu atrian atau giliran masuk pemeriksaan, sehingga Bunda tidak harus menunggu lama di Rumah Sakit.
Refresni:
- Artini P, Obino M, Sergiampietri C, Pinelli S, Papini F, Casarosa E et al. PCOS and pregnancy: a review of available therapies to improve the outcome of pregnancy in women with polycystic ovary syndrome. Expert Review of Endocrinology & Metabolism. 2018;13(2):87-98.
- Infertility [Internet]. Who.int. 2022 [cited 22 June 2022]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infertility.
- Li Y, Chen C, Ma Y, Xiao J, Luo G, Li Y et al. Multi-system reproductive metabolic disorder: significance for the pathogenesis and therapy of polycystic ovary syndrome (PCOS). Life Sciences. 2019;228:167-175.
- Cena H, Chiovato L, Nappi R. Obesity, Polycystic Ovary Syndrome, and Infertility: A New Avenue for GLP-1 Receptor Agonists. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 2020;105(8):e2695-e2709.
- Zhang J, Bao Y, Zhou X, Zheng L. Polycystic ovary syndrome and mitochondrial dysfunction. Reproductive Biology and Endocrinology. 2019;17(1).
- Polycystic Ovarian Syndrome: Practice Essentials, Background, Etiology [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2022 [cited 23 June 2022]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/256806-overview#a1